Rabu, 28 November 2012

Tugas Metode Riset



Proposal Penulisan Ilmiah
Tentang Teori Antrian
Multi Channel Single Phase

1  LATAR BELAKANG

Sehubungan dengan banyaknya perusahaan yang melayani public sehingg menyebabkan adanya antrian, dengan ini maka muncullah teori – teori dasar antrian salah satunya multi channel single phase. Dalam hal ini penulis ingin membahas Berapa banyak antrian yang terjadi pada  perseroan dengan menggunakan metode antrian yaitu Multi Channel - Single Phase untuk menentukan jumlah teller optimal yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.

2 MASALAH DAN TUJUAN

2 .1Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1.    Bagaimana proses Antrian pada perseroan dengan menggunakan metode Antrian Multi Channel Single Phase.
2.    Berapa jumlah loket yang harus di operasikan agar pelayanan dapat optimal.

2.2 Tujuan Penelitian

1. apakah antrian di perusahaan persero tersebut sesuai dengan apa yang diterapkan dalam multi channel single phase, lalu apakah teori tersebut tepat untuk diterapkan di perusahaan persero tersebut
2.bagaimana dengan jumlah loket yang tersedia apakah sudah memadai ataukah masih harus dilakukan pembenahan seperti penambahan dan pengurangan loket.

3. KERANGKA PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Dalam  Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain :
a. Data Primer

b. Data Sekunder

3.2 Metode Pengumpulan Data / Variabel

Penulis menggunakan tiga cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penulisan ini :
a.Observasi
b.Wawancara
c.Kuisioner

4. TEORI

Landasan teori

Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.

Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil : mobil antri untuk dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor jasa, bagisebagian orang antri merupakan hal yang membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi organisasi tersebut.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :

1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.

2. Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.

3. Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.

4. Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel – Multi Phase ditumjukkan dalam Gambar 2.5. Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya

5. PENELITIAN TERDAHULU

- KUD Mina Sipurio merupakan salah satu Koperasi Unit Desa yang berada di Kabupaten Barru. KUD ini melayani usaha dan pemodalan. Dalam rangka pertumbuhan KUD Mina Sipurio, maka usaha yang diperhitungkan untuk dilaksanakan dan dikembangkan untuk periode tahunan adalah unit usaha listrik, simpan pinjam, dan perikanan. Sejak tahun 1999, Koperasi ini bekerja sama dengan PLN untuk melayani pembayaran rekening listrik.
Masalah yang sering timbul di KUD Mina Sipurio adalah ketidaknyamanan para pelanggan karena harus menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengantri. Bahkan penolakan dan pembatalan sering terjadi. Penolakan terjadi karena pada sistem antrian kapasitasnya sudah penuh. Pembatalan terjadi karena pelanggan meninggalkan sistem akibat alasan tertentu, seperti terlalu panjangnya antrian, kepentingan intern pelanggan dan lain-lain. Oleh karena itu, waktu merupakan sumber daya yang sangat berharga, maka efesiensi dalam pelayanan pada waktu-waktu tertentu merupakan topik penting untuk dianalisis.
- Penelitian oleh GHAZALI RAMADHANI mengenai kajian antrian pelayanan ticketing Di The Jungle Waterpark Bogor , yang bertujuan untukMengidentifikasi model antrian yang digunakan The Jungle Waterpark selama ini , Menganalisis sistem antrian di bagian  ticketing pada The Jungle Waterpark  yang dapat menghasilkan solusi optimal selama jam sibuk.
- Penelitian oleh Dannaningsih\ Popong Nurhayati,  Anna Fatchiya. Mengenai tingkat kepuasan pengunjung objek wisata sea world Indonesia dan bertujuan untuk mengidentifikasi  dan menganalisa  atribut  yang  mempengaruhi  kepuasan pengunjung  objek wisata  Sea Wortd  Indonesia, menganalisa  tingkat  kepuasan pengur1ung  objek wisata  Sea World  Indonesia dan menentukan prioritas perbaikan  terhadap atribut jasa Sea World Indonesia untuk meningkatkan kepuasan pelangggan.





6. HIPOTESIS

Ho : Metode multi channel single phase cocok di terapkan pada perusahaan PERSERO
Ha : Metode multi channel single phase tidak cocok di terapkan pada perusahaan PERSERO

7. METODOLOGI

7.1 DATA dan SUMBER DATA
- Data primer dan data sekunder yang telah di buat oleh pihak lain sebagai sumber datanya

7.2 VARIABEL TERHADAP PENELITIAN
1. Distribusi kedatangan( kedatangan tunggal atau kelompok )
2. Distribusi waktu pelayanan ( pelayanan tunggal atau kelompok )
3. Rancangan sarana pelayanan (stasiun serial, paralel atau jaringan )
4. Peraturan pelayanan(FCFS, LCFS, SIRO) dan prioritas utama.
5. Ukuran antrian( terhingga atau tidak hingga ).
6. Sumber pemanggilan(terhingga atau tidak terhingga).
7. Perilaku manusia( perpindahan, penolakan atau pembatalan).
8.Situasi antrian dimana kedatangan dan keberangkatan (kejadian) yang timbul

7.3 MODEL PENELITIAN
selama interval waktu dikendalikan dengan kondisi berikut :
• Kondisi 1 :Probabilitas dari sebuah kejadian( kedatangan atau keberangkatan)
yang timbul antara t dan t +s bergantung hanya pada panjang s, yang berarti bahwa probabilitas tidak bergantung pada t atau jumlah kejadian yang timbul selama periode waktu (0,t).
• Kondisi 2 : Probabilitas kejadian yang timbul selama interval waktu yang sangat kecil h adalah positif tapi kurang dari satu.
• Kondisi 3 : Paling banyak satu kejadian dapat timbul selama interval waktu yang
sangat kecil h.

Ketiga kondisi diatas menjabarkan sebuah proses dimana julah kejadian selama satu interval waktu yang diberikan adalah Poisson, dan karena itu interval waktu antara beberapa kejadian yang berturut turut adalah eksponensial. Dengan kasus demikian, kita katakan bahwa kondisi kondisi tersebut mewakili proses Poisson. penulisan ini, khususnya untuk memperoleh data dan kesimpulan yang objektif. Dan memenuhi permasalahan yang dibahas, maka penulis melakukan berbagai cara untuk memperoleh data sebagai hasil riset. Namun,Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat optimisasi dari teori antrian multi channel single phase. Apabila yang terjadi lebih kecil dari yang diharapkan maka menunjukkan adanya ketidak puasan terhadap teori antrian yang diterapkan pada perusahaann persero tersebut. Dan apabila kenyataan sudah sama dengan harapannya yang menunjukkan adanya kepuasan konsumen akan teori antrian yang diterapkan. Serta apabila kenyataannya lebih besar dari signifikansi dari tingkat harapan maka konsumen merasa sangat puas terhadap teori antrian yang diterapkan oleh perusahaan persero tersebut.


8 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan tugas akhir sebagai berikut:

1.                     BAB I     PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan  masalah,  tujuan  dan  manfaat  penelitian,  metode penelitian dan sistematika laporan.
2.                     BAB II    LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tentang  referensi penunjang yang menjelaskan tentang fungsi dari teori antrian dengan teori teori penunjang yang ada
3.                     BAB III   METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang penjelasan mengenai penelitian tentang teori antrian multi channel single phase di perusahaan persero
4.                     BAB IV   HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang hasil pengujian dari perangkat yang dibuat beserta pembahasannya.
5.                     BAB V    PENUTUP
Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan tugas akhir ini .

Tugas Metode Riset


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Dalam menulis penulisan ilmiah ini penulis mengambil objek tentang antrian di perusahaan persero , karena penulis merasa ingin tau seberapa besar tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan antrian yang diterapkan oleh beberapa perusahaan persero daerah. Maka dalam penulisan ini penulis menganalisis hal tersebut dan menjelaskan optimisasi  dan efisiensi dari teori antrian multi channel single phase.

3.2 Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain :
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari perusahaan secara langsung dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pegawai toko dari minimarket tersebut dan penyebaran kuisioner yang diberikan kepada 50 konsumen yang datang berbelanja.
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui studi pustaka dimana pengambilan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang mendukung penulisan ini yang tidak diperoleh dari perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel
Penulis menggunakan tiga cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penulisan ini :
a.Observasi yaitu mengadakan secara langsung aktivitas kegiatan perusahaan.
b.Wawancara yaitu dengan cara mendatangkan dan mewawancarai langsung pihak perusahaan yang bersangkutan.
c.Kuisioner yaitu data yang didapat berdasarkan dari sebaran daftar pertanyaan yang diberikan kepada 50 responden, yaitu para konsumen yang berbelanja pada supermarket tersebut.

3.4 Hipotesis
Ho : Metode multi channel single phase cocok di terapkan pada perusahaan PERSERO
Ha : Metode multi channel single phase tidak cocok di terapkan pada perusahaan PERSERO

3.5 Alat Analisis Yang Digunakan
Unsur unsur dasar model antrian bergantung pada faktor :
1. Distribusi kedatangan( kedatangan tunggal atau kelompok )
2. Distribusi waktu pelayanan ( pelayanan tunggal atau kelompok )
3. Rancangan sarana pelayanan (stasiun serial, paralel atau jaringan )
4. Peraturan pelayanan(FCFS, LCFS, SIRO) dan prioritas utama.
5. Ukuran antrian( terhingga atau tidak hingga ).
6. Sumber pemanggilan(terhingga atau tidak terhingga).
7. Perilaku manusia( perpindahan, penolakan atau pembatalan).
Situasi antrian dimana kedatangan dan keberangkatan (kejadian) yang timbul
3.6 Model Penelitian
selama interval waktu dikendalikan dengan kondisi berikut :
• Kondisi 1 :Probabilitas dari sebuah kejadian( kedatangan atau keberangkatan)
yang timbul antara t dan t +s bergantung hanya pada panjang s, yang berarti bahwa probabilitas tidak bergantung pada t atau jumlah kejadian yang timbul selama periode waktu (0,t).
• Kondisi 2 : Probabilitas kejadian yang timbul selama interval waktu yang sangat kecil h adalah positif tapi kurang dari satu.
• Kondisi 3 : Paling banyak satu kejadian dapat timbul selama interval waktu yang
sangat kecil h.
Ketiga kondisi diatas menjabarkan sebuah proses dimana julah kejadian selama satu interval waktu yang diberikan adalah Poisson, dan karena itu interval waktu antara beberapa kejadian yang berturut turut adalah eksponensial. Dengan kasus demikian, kita katakan bahwa kondisi kondisi tersebut mewakili proses Poisson.

Senin, 26 November 2012

Tugas Metode Riset

BAB II
LANDASAN TEORI



Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.

Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil : mobil antri untuk dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor jasa, bagisebagian orang antri merupakan hal yang membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi organisasi tersebut.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :

1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.

2. Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.

3. Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.

4. Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel – Multi Phase ditumjukkan dalam Gambar 2.5. Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya

Tugas Metode Riset


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sehubungan dengan banyaknya perusahaan yang melayani public sehingg menyebabkan adanya antrian, dengan ini maka muncullah teori – teori dasar antrian salah satunya multi channel single phase. Dalam hal ini penulis ingin membahas Berapa banyak antrian yang terjadi pada  perseroan dengan menggunakan metode antrian yaitu Multi Channel - Single Phase untuk menentukan jumlah teller optimal yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1.    Bagaimana proses Antrian pada perseroan dengan menggunakan metode Antrian Multi Channel Single Phase.
2.    Berapa jumlah loket yang harus di operasikan agar pelayanan dapat optimal.
1.3 Tujuan Penelitian
1. apakah antrian di perusahaan persero tersebut sesuai dengan apa yang diterapkan dalam multi channel single phase, lalu apakah teori tersebut tepat untuk diterapkan di perusahaan persero tersebut
2.bagaimana dengan jumlah loket yang tersedia apakah sudah memadai ataukah masih harus dilakukan pembenahan seperti penambahan dan pengurangan loket.
1.4 Metode Penelitian
Dalam pembuatan penulisan ini, khususnya untuk memperoleh data dan kesimpulan yang objektif. Dan memenuhi permasalahan yang dibahas, maka penulis melakukan berbagai cara untuk memperoleh data sebagai hasil riset. Namun,Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat optimisasi dari teori antrian multi channel single phase. Apabila yang terjadi lebih kecil dari yang diharapkan maka menunjukkan adanya ketidak puasan terhadap teori antrian yang diterapkan pada perusahaann persero tersebut. Dan apabila kenyataan sudah sama dengan harapannya yang menunjukkan adanya kepuasan konsumen akan teori antrian yang diterapkan. Serta apabila kenyataannya lebih besar dari signifikansi dari tingkat harapan maka konsumen merasa sangat puas terhadap teori antrian yang diterapkan oleh perusahaan persero tersebut.

Minggu, 04 November 2012

BAB 8


MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu, sedangkan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar.
Hubungan sikap dan perilaku pada mata pelajaran Perilaku konsumen yang saya pelajari di smester 5 ini mungkin untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi sikap dan perilaku, ataupun sebaliknya sikap dan perilaku mempengaruhi perilaku konsumen. Daripada bingung kita liat penjelasan dari ahlinya.
Langsung aja  Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Kalau menurut saya pribadi sikap dan perilaku orang tuh pasti berbeda-beda antara yang 1 dengan yang lainya. Seperti saya yang kalau dalam memilih barang pasti memilih yang harganya murah dengan kualitas yang standar tetapi memiliki bentuk/ rupa yang mirip dengan produk mahal/ bermerek( barang KW atau REPLIKA istilahnya). Dan jika kita bias mempelajari sikap dan perilaku konsumen secara menyeluruh, maka kita bisa memproduksi suatu barang/jasa yang kemungkinan besar bias diterima oleh masyarakat banyak.



BAB 7



KEPRIBADIAN ,NILAI DAN GAYA HIDUP 
Kepribadian nilai dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen
A. Kepribadian
1.      Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk, 2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain.
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik
2.      Faktor-faktor kepribadian
a.       Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis  seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah , gender , temperamen, komposisi otot  dan refleks, tingkat energi  dan irama biologis  adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua  dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis , psikologis , dan psikologis bawaan dari individu. 
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan  memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis  dari perilaku  dan temperamen anak -anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja  dari waktu ke waktu  dan dalam berbagai situasi . 
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku , ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan  pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar  identik yang dibesarkan di keluarga  yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara -saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

b.   Faktor lingkungan
Di mana seseorang tumbuh  dan dibesarkan; norma  dalam keluarga , teman , dan kelompok sosial ; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma , sikap , dan nilai  yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi  yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur  yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan  yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku , sistem  sekolah , keluarga, dan teman , sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya  yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama , serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
3.      Tipe – tipe kepribadian
Kepribadian seseorang tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninnya disamping ada faktor tempramen, karakter dan bakat. Vitalitas jasmani bergantung pada konstruksi tubuh, sedangkan vitalitas psikis merupakan energi hidup yang belum terarah secara internasional, sebagian bergantung pada alam lingkungan yang membentuknya.                  
Ada beberapa teori mengenai macam - macam kepribadian. Teori yang paling populer dan terus dikembangkan adalah teori Hipocrates - Galenus yang merupakan pengembang dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa sifat tempramen dasar itu adalah akibat dari 4 macam cairan tubuh yang sangat penting didalam tubuh manusia:
1.      Sifat kering terdapat dalam chole ( empedu kuning ) 
2.      Sifat basah terdapat dalam melanchole ( empedu hitam ) 
3.      Sifat dingin terdapat dalam phlegma ( lendir ) 
4.      Sifat panas terdapat dalam sanguis ( darah )               
Kemudian teori hipocrates disempurnakan kembali oleh Galenus yang mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang.  Tipe kepribadian seseorang dibagi menjadi dua. Yaitu:
a.       Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah:
•         selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
•         merasa tidak sabaran;
•         berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
•         tidak dapat menikmati waktu luang;
b.      Kepribadian proaktif
Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.
B. Nilai
1.      Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Nilai tidak semestinya dinyatakan dalam bentuk uang (Rupiah). Sebagai contoh terhadap sebuah properti (misalnya rumah), seseorang mungkin sanggup melepaskan dan menawarkan 2 buah mobil toyota kijangnya untuk mendapatkan rumah tersebut, tetapi di lain pihak ada seseorang lagi yang bersedia menawarkan 3 buah mobil toyota kijang. Jadi dapat pula dinyatakan bahwa nilai adalah kekuatan/daya tukar sesuatu barang terhadap barang lain. Tetapi oleh karena kita sekarang menggunakan uang sebagai alat tukar, maka nilai biasanya akan diwujudkan dalam satuan mata uang.
2.      Ciri – ciri nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a.       Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.
b.      Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c.       Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
C. Gaya Hidup
Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat) . Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian 
http://yogifajarpebrian13.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-nilai/




BAB 6



SIKAP , MOTIVASI dan KONSEP DIRI

A. KOMPONEN SIKAP
Komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a. Kognitif (cognitive)
          Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b. Afektif (affective)
       Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
       Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
B. SIFAT – SIFAT SIKAP
                                Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. arah,
2. intensitas,
3. keluasan,
4. konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986)
       Karakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
C. Penggunaan Multiatribut Attitude Modal Untuk Memahami Sikap Konsumen
            Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri dari tiga model :
1.The attittude toward-object model
                Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2.The attittude toward-behavior model
       Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek. Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.The theory of reasoned-action model
       Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
D. Pentingnya Feeling Dalam Memahami Sikap Konsumen
       Seseorang tidak dilahirkan dengan sikap dan pandangannya, melainkan sikap tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya. Dimana dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya (Azwar, 1995).Loudon dan Bitta (1984) menulis bahwa sumber pembentuk sikap ada empat, yakni pengalaman pribadi, interaksi dengan orang lain atau kelompok , pengaruh media massa dan pengaruh dari figur yang dianggap penting. Swastha dan Handoko (1982) menambahkan bahwa tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan tingkat pendidikan ikut mempengaruhi pembentukan sikap. Dari beberapa pendapat di atas, Azwar (1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
a.Pengalaman pribadi
       Middlebrook (dalam Azwar, 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, karena penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b.Pengaruh orang lain yang dianggap penting
       Individu pada umumnya cenderung memiliki sifat yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang didorong oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik.
c.Pengaruh kebudayaan
       Burrhus Frederic Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement yang kita alami (Hergenhan dalam Azwar, 1995). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaanlah yang menanamkan garis pengarah sikapindividuterhadapberbagaimasalah.
d.Media massa
       Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.        
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
       Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
f.Faktor emosional
       Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran prustrasi atau pengalihan bentuk mekamisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu prustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
E. Penggunaan Sikap & Maksud Untuk Memperkirakan Perilaku Konsumen
   
      Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan perilaku, yaitu postulat of consistency, postulat of independent variation, dan postulate of contigent consistency.
     Berikut ini penjelasan tentang ketiga postulat tersebut :
a.Postulat Konsistensi
       Postulat konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya hubungan langsung antara sikap danperilaku.
b.PostulatVariasiIndependen
     Postulat ini mengatakan bahwa mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku karena sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah dan berbeda.
c.PostulatKonsistensiKontigensi
     Postulat konsistensi kontigensi menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok dan lain sebagainya, merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu situasikesituasilainnya.
  Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal dalam menjelaskan hubungan sikap dan perilaku.
F. Dinamika Proses Motivasi
            Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah “Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen utama dalam motivasi antara lain : intensitas, arah, dan ketekunan.
       A. Pengertian motivasi menurut beberapa ahli :
1.Menurut Cropley (1985)
     Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku         tertentu”.
2. Menurut Wlodkowski (1985)
               menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
B.Proses motivasi :
            1. tujuan.
          Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
            2. mengetahui kepentingan
          Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
            3. komunikasi efektif.
                        Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
            4. integrasi tujuan.
        Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya.
            5. fasilitas.
        Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
G. Kegunaan & Stabilitas Pola Motivasi
       Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
     Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
            Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
H. Memahami Kebutuhan Konsumen
            Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. fisiologis.
     Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
2. keamanan.
     Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
3. afiliasi dan pemilikan.
     Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi   orang penting bagi mereka.
4. prestasi.
     Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
5. kekuasaaan.

BAB 6



SIKAP , MOTIVASI dan KONSEP DIRI

A. KOMPONEN SIKAP
Komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a. Kognitif (cognitive)
          Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b. Afektif (affective)
       Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
       Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
B. SIFAT – SIFAT SIKAP
                                Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. arah,
2. intensitas,
3. keluasan,
4. konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986)
       Karakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
C. Penggunaan Multiatribut Attitude Modal Untuk Memahami Sikap Konsumen
            Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri dari tiga model :
1.The attittude toward-object model
                Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2.The attittude toward-behavior model
       Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek. Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.The theory of reasoned-action model
       Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
D. Pentingnya Feeling Dalam Memahami Sikap Konsumen
       Seseorang tidak dilahirkan dengan sikap dan pandangannya, melainkan sikap tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya. Dimana dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya (Azwar, 1995).Loudon dan Bitta (1984) menulis bahwa sumber pembentuk sikap ada empat, yakni pengalaman pribadi, interaksi dengan orang lain atau kelompok , pengaruh media massa dan pengaruh dari figur yang dianggap penting. Swastha dan Handoko (1982) menambahkan bahwa tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan tingkat pendidikan ikut mempengaruhi pembentukan sikap. Dari beberapa pendapat di atas, Azwar (1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
a.Pengalaman pribadi
       Middlebrook (dalam Azwar, 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, karena penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b.Pengaruh orang lain yang dianggap penting
       Individu pada umumnya cenderung memiliki sifat yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang didorong oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik.
c.Pengaruh kebudayaan
       Burrhus Frederic Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement yang kita alami (Hergenhan dalam Azwar, 1995). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaanlah yang menanamkan garis pengarah sikapindividuterhadapberbagaimasalah.
d.Media massa
       Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.        
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
       Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
f.Faktor emosional
       Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran prustrasi atau pengalihan bentuk mekamisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu prustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
E. Penggunaan Sikap & Maksud Untuk Memperkirakan Perilaku Konsumen
   
      Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan perilaku, yaitu postulat of consistency, postulat of independent variation, dan postulate of contigent consistency.
     Berikut ini penjelasan tentang ketiga postulat tersebut :
a.Postulat Konsistensi
       Postulat konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya hubungan langsung antara sikap danperilaku.
b.PostulatVariasiIndependen
     Postulat ini mengatakan bahwa mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku karena sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah dan berbeda.
c.PostulatKonsistensiKontigensi
     Postulat konsistensi kontigensi menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok dan lain sebagainya, merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu situasikesituasilainnya.
  Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal dalam menjelaskan hubungan sikap dan perilaku.
F. Dinamika Proses Motivasi
            Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah “Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen utama dalam motivasi antara lain : intensitas, arah, dan ketekunan.
       A. Pengertian motivasi menurut beberapa ahli :
1.Menurut Cropley (1985)
     Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku         tertentu”.
2. Menurut Wlodkowski (1985)
               menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
B.Proses motivasi :
            1. tujuan.
          Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
            2. mengetahui kepentingan
          Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
            3. komunikasi efektif.
                        Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
            4. integrasi tujuan.
        Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya.
            5. fasilitas.
        Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
G. Kegunaan & Stabilitas Pola Motivasi
       Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
     Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
            Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
H. Memahami Kebutuhan Konsumen
            Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. fisiologis.
     Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
2. keamanan.
     Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
3. afiliasi dan pemilikan.
     Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi   orang penting bagi mereka.
4. prestasi.
     Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
5. kekuasaaan.

BAB 5


SUMBERDAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN

1. Pengertian sumber daya ekonomi
Potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan ekonomi yang ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain.
Misalnya
Penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources). Jenis sumber daya ini pada dasarnya meliputi sumber daya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non energi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.
Sumber daya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah
Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah).
Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan baik maka akan menimbulkan stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan.
Faktor sumber daya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah.
Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang.
Strategi pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar perencanaan pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul Haq yang pada saat itu menjadi konsultan Utama United Nation Development Programme (UNDP).
Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa pengembangan sumberdaya manusia harus dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting mengingat ketertinggalan negara-negara berkembang terhadap negara-negara industri maju dalam tingkat kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar hidup hanya akan dapat diperkecil manakala terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
Dari pola pemikiran seperti diatas maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya.
Dengan kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi.Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya.
Dalam era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif.

2. Sumber Daya Sementara
Waktu merupakan variable yang semakin penting dalam memahami perilaku kegiatan konsumen,karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu.namun demikian ada Barang yang Menggunakan Waktu yang sangat pribadi yaitu waktu senggang.
Berikutnya sumber daya kognitif produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu atau Time Goods yang terdiri dari:
- Barang yang menggunakan waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib).
- Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
3. Sumber Daya Kognitif
Sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya, dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.
Melalui proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan.
Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan proses penyesuaian
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

Minggu, 21 Oktober 2012

LATAR BELAKANG MASALAH

Rumusan dan dari masalah ini adalah : Antrian yang terjadi dalam pelayanan dalam perseroan
Pertanyaan dari masalah ini adalah :

1.         Apakah terjadi antrian pada perseroan selama 5 (lima) hari mulai dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
2.         Berapa jumlah kedatangan nasabah pada perseroan  dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
3.                  Bagaimana tingkat kegunaan pelayanan  pada perseroan ?
Dalam hal ini penulis ingin mengetahui jumlah rata – rata kedatangan nasabah selama 5 (lima ) hari pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah sehingga dapat mengoptimalkan antrian yang terjadi.

Dalam hal ini penulis ingin membahas Berapa banyak antrian yang terjadi pada  perseroan dengan menggunakan metode antrian yaitu Multi Channel - Single Phase untuk menentukan jumlah teller optimal yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.

Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1.    Bagaimana proses Antrian pada perseroan dengan menggunakan metode Antrian Multi Channel Single Phase.
2.    Berapa jumlah loket yang harus di operasikan agar pelayanan dapat optimal.

ANALISIS JURNAL 1,2 DAN 3

TEMA

Analisis dalam  proses  antrian pada perusahaan PERSERO

ANALISIS JURNAL 3

ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK BTN (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA HARMONI

a.      Tahun dan Nama Pengarang
1.  BTN BANK 2004, Kinerja Membanggakan Dalam Melayani Masyarakat Indonesia, Laporan Tahunan 2004 Annual Report. Harmoni : PT. Bank BTN (Persero).
2.  Dimyati, Tjutju T, dan Ahmad Dimyati, 1999, Model – Model Pengambilan Keputusan (Operation Research), PT. Sinar Baru Algesindo, Bandung.

b.      Judul
“ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK BTN ( PERSERO ) KANTOR CABANG JAKARTA HARMONI ”

c.       Rumusan Masalah
    Rumusan dan dari masalah ini adalah : Antrian yang terjadi dalam pelayanan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni.
Pertanyaan dari masalah ini adalah :
1.         Apakah terjadi antrian pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni selama 5 (lima) hari mulai dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
2.         Berapa jumlah kedatangan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
3.                  Bagaimana tingkat kegunaan pelayanan  nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni ?
Dalam hal ini penulis ingin mengetahui jumlah rata – rata kedatangan nasabah selama 5 (lima ) hari pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah sehingga dapat mengoptimalkan antrian yang terjadi.

d.      Motivasi
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kedatangan rata – rata nasabah selama 5 ( lima ) hari, lamanya antrian yang terjadi dan waktu menunggu nasabah untuk mendapatkan pelayanan nasabah, dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah yang dapat memungkinkan penambahan fasilitas untuk mengurangi antrian yang terjadi.

e.      Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah :
1.      Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Bank BTN (Persero) kantor cabang Jakarta Harmoni, yang beralamat di Menara BTN Jl. Gajah Mada No.1, Jakarta Pusat. Objek penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah orang – orang atau badan usaha yang menjadi nasabah PT. Bank BTN (Persero). Khususnya yang berada di sekitar wilayah operasi Kantor Cabang Jakarta Harmoni.

2.      Data / Variabel
Dalam penelitian ini, variable yang diteliti adalah tingkat kedatangan rata – rata pelanggan (λ), tingkat pelayanan rata – rata (μ), jumlah pengunjung (n), jumlah fasilitas pelayanan (S) dan variabel yang lain. Penulis menggunakan data primer yaitu dengan melihat, meneliti dan menganalisa secara langsung objek yang menjadi penelitian. Secara lengkap variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a.    Tingkat  kegunaan pelayanan (P)
b.    Probabilitas tidak ada pengunjung (Po)
c.       Rata – rata banyaknya pengantri dalam antrian (Lq)
d.    Rata – rata banyaknya pengantri dalam sistem (L)
e.    Waktu rata – rata dalam antrian (Wq)
f.    Waktu rata – rata dalam sistem (W)
g.    Probabilitas menunggu dalam sistem antrian (Pw)

3.      Metode Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber -sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.      Observasi
Dengan mendatangi objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
b.      Wawancara   
yaitu dengan menanyakan langsung pertanyaan – pertanyaan pada salah satu karyawan untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis dalam penulisan ilmiah ini.
c.       Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku – buku dan sumber –    sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah antrian.

4.      Hipotesa
Diasumsikan pada bagian teller PT. Bank BTN ( Persero ) Kantor Cabang Jakarta Harmoni dapat melayani nasabah secara optimal dengan 5 loket.

f.        Pembahasan
1.   Data dan Profile Objek Penelitian
    Tanggal 9 Febuari 1950, lahir Bank Tabungan Pos (BTP), berdasarkan Undang – undang Darurat No. 9 tahun 1950. Tahun 1963 BTP berubah menjadi Bank Tabungan Negara (BTN) samapai dengan sekarang.
    Berdasarkan Undang – undang Nomor 20 tahun 1968 tugas pokok Bank Tabungan Negara disempurnakan sebagai lembaga untuk perbaikan ekonomi rakyat, dan pembangunan ekonomi nasional, dengan jalan menghimpun dana dari masyarakat, terutama dalam bentuk tabungan.
    Tahun 1974, Pemerintah mulai dengan rencana pembangunan perumahan. Guna menunjang keberhasilan kebijakan tersebut, Bank Tabungan Negara ditunjuk sebagai Lembaga Pembiayaan Kredit Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
    Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor B-49/MK/IV/1/1974 tanggal 29 Januari 1974, lahirlah Kredit Pemilikan Rumah. Tahun 1989 dengan surat Bank Indonesia No. 22/9/Dir/UPG tanggal 29 April 1989, Bank Tabungan Negara berubah menjadi Bank Umum. Tanggal 1 Agustus 1992, status hukum Bank Tabungan Negara diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan pemilikan saham mayoritas adalah pemerintah cq Departemen Keuangan RI.
    Pada tahun 1994 melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/55/KEP/DIR tanggal 23 september 1994 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dapat beroperasi sebagai Bank Devisa.
    Saat ini Bank Tabungan Negara memiliki jumlah kantor : 1 Kantor Pusat, 44 Kantor Cabang, 78 Kantor Cabang Pembantu, 78 Kantor Pusat.

2.   Visi dan Misi Bank BTN
a.      Visi Bank BTN
“ Mejadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah “.
b.      Misi Bank BTN
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industry yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional serta memiliki integritas yang tinggi.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai kebutuhan nasabah.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati – hatian dan good corporate govermance untuk meningkatkan  shareholder value.
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

3.   Sejarah Singkat Bank BTN Jakarta – Harmoni
    Menurut Bapak Agung Supo sebelum Cabang Harmoni disebut Cabang Jakarta, Pada tahun 1987 dipecah menjadi Cabang Jakarta 1 dan Jakarta 2. Jakarta 1 adanya di Jl. Rasunan Said Kuningan, Kemudian kantor Cabang Jakarta 2 menjadi kantor Cabang Jakarta Harmoni. Kemudian pada tahun itu juga kantor Cabang Harmoni dipecah lagi menjadi kantor Cabang Bekasi, Bogor, dan Ciputat.

4.   Hasil Penelitian dan Analisis
    Adapun model antrian yang digunakan dalam kasus ini adalah dengan model M/M/S/I/I dimana, M pertama kedatangan mengikuti suatu distribusi probabilitas poisson (random / acak). M kedua menunjukkan bahwa tingkat pelayanan mengikuti distribusi probabilitas poisson. S menunjukkan jumlah pelayanan (channel) dalam sistem yang tidak terbatas. I pertama berarti sumber populasinya tidak terbatas dan I kedua berarti kepanjangan antrian tidak terbatas.
    Dalam memberikan pelayanan Bank terhadap nasabahnya, Bank BTN Jakarta Harmoni menyediakan 5 loket yang dilayani untuk melayani nasbahnya. Loket – loket tersebut pada hari Senin sampai dengan Jumat dioperasikan pada pukul 07.30 sampai dengan pukul 15.00 WIB. Dimana setiap jam 11.30 sampai dengan jam 13.00 para teller bergantian untuk istirahat tetapi loket tetap melayani nasabah. Sehingga dalam sehari jumlah jam kerja loket tetap 7,5 jam.
    Berikut ini merupakan data yang diperoleh selama Bulan Juni 2006, yaitu dari tanggal 5 – 9 Juni 2006. Dengan ini dapat diketahui keefektifan kerja dari fasilitas bank yang dapat digunakan oleh para nasabah yang ingin melakukan transaksi.

Jumlah Kedatangan Nasabah pada Hari Senin – Jumat

Hari                                 Tanggal                                   Waktu                              Jumlah Nasabah
Senin                           5 Juni 2006                           07.30-15.00 WIB                 715 orangSelasa                         6 Juni 2006                            07.30-15.00 WIB                620 orang
Rabu                           7 Juni 2006                            07.30-15.00 WIB                533 orang
Kamis                        8 Juni 2006                            07.30-15.00 WIB                 475 orang
Jumat                         9 Juni 2006                            07.30-15.00 WIB                 413 orang
      
                                                                                  Jumlah Total Nasabah             2756 Orang

Lamanya pelayanan mulai dari hari Senin s./d. hari Jumat membutuhkan waktu yang sama (konstan). Berikut tabel yang menggambarkan lamanya pelayanan terhadap  :

Lamanya Pelayanan Nasabah

N       Jenis Pelayanan           Lama Pelayanan (menit)
1       Setoran Tabungan               2 menit
2        Tarikan Tabungan              2 menit
3             Transfer                        2 menit
N : 3    Total Waktu    6 menit
Dimana :

a) Waktu pelayanan rata – rata (1/µ)
  Total waktu pelayanan  =  6menit    = 2 menit
Total jumlah pelayanan         3
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk melayani 1 orang nasabah waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah sebesar 2 menit

b) Tingkat pelayanan rata – rata (µ)
 µ    =   60 menit     =  30 nasabah/jam
           2 menit
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam waktu 1 jam nasabah yang     dapat dilayani sebanyak 30 nasabah

c) Tingkat kedatangan rata – rata (λ)
 λ    = Jumlah Kedatangan Nasabah
                 N x Jam kerja
     =  2756     =  73,49 nasabah/jam
                    37,5
    Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kedatangan rata – rata nasabah     dalam waktu 1 jam sebesar 73,49 nasabah

d) Tingkat kegunaan fasilitas pelayanan (P)
P    = λ / S µ
    = 73,49 / 5 ( 30 )
   = 73,49 / 150
        = 0,4899 x 100%
        = 48,99 %
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kegunaan fasilitas pelayanan  sebesar 48,99 %

g.      Hasil
1.      Kesimpulan.
Tingkat penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan oleh PT. Bank BTN (Persero) kantor cabang Jakarta Harmoni untuk melayani kedatangan nasabah yang ingin melakukan transaksi tabungan dapat memberikan kemudahan terhadap pelayanan yang diberikan. Dengan adanya fasilitas pelayanan maka, transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dan dapat dikatakan tingkat kegunaan pelayanan nasabah pada Bank BTN Jakarta Harmoni sebesar 48,99% maka dapat dikatakan kuarang baik tapi tidak terjadi antrian yang terlalu lama dan nasabah tidak terlalu bosan dan jenuh untuk menunggu mendapatkan fasilitas pelayanan tersebut. Fasilitas yang tersedia setoran tabungan, penarikan tabungan dan transfer untuk melakukan transaksi terhadap nasabah, dan waktunya telah diatur sehingga waktu untuk melakukan pelayanan dari satu transaksi terhadap transaksi yang lain adalah konstan. Tingkat kedatangan nasabah rata-rata selama 5 (lima) hari pada Bulan Juni 2006 adalah sebanyak 73,49 nasabah. Dengan hasil yang telah didapat oleh penulis, maka Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni tidak perlu menambah fasilitas pelayanan, karena pelayanan yang dilakukan telah mencapai hasil yang baik.

2.      Saran
Fasilitas pelayanan yang diberikan oleh Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni, kuarang efektif dalam melayani nasabah yang datang, namun sebaiknya pelayanan harus lebih dapat ditingkatkan dan dijaga untuk meningkatkan kepuasan nasabah yang datang. Dalam melakukan pelayanan diharapkan para teller atau karyawan dapt lebih meningkatkan kepuasan para pelanggan sehingga para pelanggan tidak beralih ke Bank yang lain

ANALISIS JURNAL 2



ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK INDEX SELINDO CABANG BOGOR

a.      Tahun dan Nama Pengarang
1.      T. Hani Handoko, Manajemen, edisi kedua, Yogyakarta : Penerbit BPFE, 2003.
2.      Tju Tju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati, Riset Operasi ( Operations Research ) Model-Model Pengambilan Keputusan, Jakarta : Penerbit Sinar Baru Al Gesindo, 2003.
3.      Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Riset Operasi   ( Operations Research ), edisi kedua, Yogyakarta : Penerbit BPFE, 1995.

b.      Judul
“ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK INDEX SELINDO CABANG BOGOR”.

c.       Rumusan Masalah
Dalam hal ini penulis ingin membahas bagaimana proses antrian yang terjadi pada  Bank Index Selindo dengan menggunakan metode antrian yaitu Multi Channel - Single Phase untuk menentukan jumlah teller optimal yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.

d.      Motivasi
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk menganalisis antrian pada teller.
2.      Untuk menentukan jumlah teller yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.

e.      Metodologi Penelitian
1.      Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bank Index Selindo cabang Bogor yang bertempat di Jl. Surya Kencana No. 199 ( Bogor ). Dalam hal ini objek penelitian adalah para nasabah pada Bank Index Selindo Cabang Bogor.

2.      Metode Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.      Observasi, dengan mendatangi objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
b.      Wawancara yaitu dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada salah satu karyawan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

3.      Hipotesis
Diasumsikan di bagian teller pada Bank Index Selindo Cabang Bogor dapat melayani nasabah secara optimal dengan 3 teller.

f.        Pembahasan
1.      Data dan Profil Objek Penelitian
Pada saat ini Bank Index Selindo Cabang Bogor memiliki kurang lebih 22.374 nasabah. rata-rata tiap bulannya nasabah yang aktif melakukan transaksi hanya 19.261 nasabah. Bank Index Selindo tidak hanya melayani nasabah cabang yang bersangkutan, tetapi juga melayani nasabah dari cabang lain ataupun masyarakat umum yang memanfaatkan jasa pelayanan Bank Index Selindo cabang Bogor.
Bank Index Selindo  merupakan salah satu bank yang sedang berkembang sehingga banyak transaksi yang harus dilayani dengan baik dan memuaskan nasabahnya. Hal tersebut menimbulkan suatu antrian. Antrian merupakan salah satu masalah dalam system pelayanan pada Bank Index Selindo, karena hal tersebut berkaitan dengan kepuasan pelayanan kepada nasabah.
    Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka kondisi pada hari sibuk Bank Index Selindo cabang Bogor biasanya terjadi pada hari Senin dan Jum’at. Sedangkan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis merupakan kondisi hari biasa bank Index Selindo Cabang Bogor dan antrian yang terjadi tidak terlalu panjang atau mulai berkurang.
    Dalam memberikan pelayanan Bank Index Selindo Cabang Bogor menyediakan 3 teller selama 6 jam ( 09.00 – 12.00 dan 13.00 – 16.00 ) per hari kerja ( Senin – Jum’at ). Pada hari sibuk dan hari biasa sama-sama dioperasikan 3 ( tiga ) buah teller dengan satu orang karyawan bertanggung jawab atas satu teller.

2.      Analisa Hasil Perhitungan antara Mengoperasikan 3 buah  Teller dengan 4 buah Teller
Jadi dengan mengoperasikan  3 teller di Bank Index Selindo Cabang Bogor kurang optimal untuk melayani nasabahnya. Dengan mengesampingkan faktor biaya yang dikeluarkan oleh bank maupun dari nasabah, maka sebaiknya Bank Index Selindo Cabang Bogor mengoperasikan 4 teller.

g.      Hasil
1.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Jumlah teller yang disediakan Bank Index Selindo Cabang Bogor belum optimal dan diperlukan tambahan teller baru karena terjadi perbedaan yang  cukup besar dalam antrian.

2.      Saran
Dengan hasil yang didapat perlu direkomendasikan kepada bank Index Selindo cabang Bogor untuk menambah teller baru, karena jumlah teller yang disediakan belum mampu mengatasi antrian nasabah. Selain itu Bank Index Selindo Cabang Bogor harus meningkatkan pemasaran produk  - produk bank untuk meningkatkan jumlah nasabah dan mengoptimalkan karyawan teller, dan sebaiknya Bank Index Selindo cabang Bogor menambah 1 ( satu ) buah teller menjadi 4 buah teller.

ANALISIS JURNAL 1


ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON PADA PT. TELKOM (persero) CABANG BOGOR

a.    Tahun dan Nama Pengarang
1.  Mulyono, Sri, Riset Operasi (Operation Research), Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,  Jakarta, 2002
2.  Stainton, R.S, Operasional Reset dan Aplikasinya Dalam Management, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1983.
3.  Subagyo, Pangestu, S.E, M.B.A, Dasar-Dasar Operations Researt, BPFE, Yogyakarta, 1995.

b.    Judul
“ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON PADA PT. TELKOM (persero) CABANG BOGOR”

c.    Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1.    Bagaimana proses Antrian pada PT. Telkom dengan menggunakan metode Antrian Multi Channel Single Phase.
2.    Berapa jumlah loket yang harus di operasikan agar pelayanan dapat optimal.

d.    Motivasi
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1.       Untuk menganalisis antrian yang terjadi pada loket pembayaran rekening telepon di PT. Telkom.
2.       Untuk menentukan jumlah loket yang harus di operasikan serta untuk mengetahui perbedaan biaya yang dikeluarkan.

e.    Metodologi Penelitian
    Dalam penelitian ini penulis memerlukan sumber-sumber data yang erat kaitannya dengan topik dari penelitian ini. Untuk memperoleh data-data tersebut penulis menempuh dengan cara sebagai berikut :
1.    Studi lapangan (Field Research)
Penulis melakukan penelitian langsung pada objek dengan menggunakan 2 cara yaitu :
•         Observasi, dengan mendatangi dan mengamati objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
•         Wawancara, yaitu dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada karyawan perusahaan tersebut untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

2.    Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literature-literature dan sumber-sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah antrian.

f.     Pembahasan
1.    Kondisi PT. TELKOM Pada Hari Kerja
    Suatu badan usaha yang bergerak di bidang usaha jasa terutama jasa pelayanan sudah tentu terdapat antrian yang memakan waktu yang cukup lama terutama pada hari kerja (Senin-Jum’at). Antrian tersebut terjadi karena banyaknya pelanggan yang datang untuk menunggu mendapatkan giliran pelayanan melakukan transaksi. Apabila antrian yang terjadi memakan waktu yang cukup lama, tentunya pelanggan yang akan membayar rekening telepon akan kecewa, karena tujuan utama para pelanggan adalah untuk melakukan transaksi pembayaran yang cepat tanpa harus menunggu dalam waktu yang cukup lama.
    Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka kondisi PT. Telkom pada hari kerja yaitu hari Senin sampai hari Jum’at merupakan kondisi dimana mulai terjadi antrian yang cukup panjang, sedangkan pada hari Sabtu tidak dimasukkan ke dalam analisa karena pada hari tersebut PT. Telkom hanya melakukan transaksi setengah hari. Demikian pula pasa hari Minggu, karena PT. Telkom libur.

2.    Analisa Kinerja Antrian Pada Loket
    Dalam memberikan pelayanan PT. Telkom Cabang Bogor menyediakan beberapa loket selama 8 jam dari jam 07.30 sampai jam 15.30 pada hari kerja (Senin-Jum’at). Pada hari kerja dioperasikan 10(sepuluh) loket dengan satu orang karyawan bertanggung jawab pada satu loket.
    Berikut ini akan di Lampirakan table kedatangan Pelanggan PT. Telkom yang akan membayar rekening telepon pada Bulan Mei 2004 pada hari kerja (Senin-Jum’at) dari jam 07.30 sampai jam 15.30.

g.    Hasil
1.    Kesimpulan.
Jumlah loket yang disediakan PT.Telkom sudah Optimal, dan tidak diperlukan tambahan liket baru karena tidak terjadi perbedaan yang cukup besar dalam Antrian dan apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan bila menambah satu loket lagi, maka PT. Telkom akan mengeluarkan biaya operasi yang tidak efisien.

2.    Saran
Dengan hasil yang didapat maka tidak perlu direkomendasikan kepada PT. Telkom cabang Bogor untuk menambah loket baru, karena jumlah loket yang disediakan oleh PT. Telkom sudah mampu mengatasi Antrian pelanggan yang akan membayar rekening telepon.




Sumber :
http://nettysadzali.blogspot.com/2012/09/analisis-jurnal-1_5641.html
http://nettysadzali.blogspot.com/2012/09/analisis-jurnal-3-tema-pelayanan-pada.html
http://nettysadzali.blogspot.com/2012/09/analisis-jurnal-2.html