Rumusan dan dari masalah ini adalah : Antrian yang terjadi dalam pelayanan dalam perseroan
Pertanyaan dari masalah ini adalah :
1. Apakah terjadi antrian pada perseroan selama 5 (lima) hari mulai dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
2. Berapa jumlah kedatangan nasabah pada perseroan dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
3. Bagaimana tingkat kegunaan pelayanan pada perseroan ?
Dalam hal ini penulis ingin mengetahui jumlah rata – rata kedatangan nasabah selama 5 (lima ) hari pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah sehingga dapat mengoptimalkan antrian yang terjadi.
Dalam hal ini penulis ingin membahas Berapa banyak antrian yang terjadi pada perseroan dengan menggunakan metode antrian yaitu Multi Channel - Single Phase untuk menentukan jumlah teller optimal yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses Antrian pada perseroan dengan menggunakan metode Antrian Multi Channel Single Phase.
2. Berapa jumlah loket yang harus di operasikan agar pelayanan dapat optimal.
Minggu, 21 Oktober 2012
ANALISIS JURNAL 3
ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK BTN (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA HARMONI
a. Tahun dan Nama Pengarang
1. BTN BANK 2004, Kinerja Membanggakan Dalam Melayani Masyarakat Indonesia, Laporan Tahunan 2004 Annual Report. Harmoni : PT. Bank BTN (Persero).
2. Dimyati, Tjutju T, dan Ahmad Dimyati, 1999, Model – Model Pengambilan Keputusan (Operation Research), PT. Sinar Baru Algesindo, Bandung.
b. Judul
“ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK BTN ( PERSERO ) KANTOR CABANG JAKARTA HARMONI ”
c. Rumusan Masalah
Rumusan dan dari masalah ini adalah : Antrian yang terjadi dalam pelayanan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni.
Pertanyaan dari masalah ini adalah :
1. Apakah terjadi antrian pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni selama 5 (lima) hari mulai dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
2. Berapa jumlah kedatangan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
3. Bagaimana tingkat kegunaan pelayanan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni ?
Dalam hal ini penulis ingin mengetahui jumlah rata – rata kedatangan nasabah selama 5 (lima ) hari pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah sehingga dapat mengoptimalkan antrian yang terjadi.
d. Motivasi
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kedatangan rata – rata nasabah selama 5 ( lima ) hari, lamanya antrian yang terjadi dan waktu menunggu nasabah untuk mendapatkan pelayanan nasabah, dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah yang dapat memungkinkan penambahan fasilitas untuk mengurangi antrian yang terjadi.
e. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah :
1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Bank BTN (Persero) kantor cabang Jakarta Harmoni, yang beralamat di Menara BTN Jl. Gajah Mada No.1, Jakarta Pusat. Objek penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah orang – orang atau badan usaha yang menjadi nasabah PT. Bank BTN (Persero). Khususnya yang berada di sekitar wilayah operasi Kantor Cabang Jakarta Harmoni.
2. Data / Variabel
Dalam penelitian ini, variable yang diteliti adalah tingkat kedatangan rata – rata pelanggan (λ), tingkat pelayanan rata – rata (μ), jumlah pengunjung (n), jumlah fasilitas pelayanan (S) dan variabel yang lain. Penulis menggunakan data primer yaitu dengan melihat, meneliti dan menganalisa secara langsung objek yang menjadi penelitian. Secara lengkap variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kegunaan pelayanan (P)
b. Probabilitas tidak ada pengunjung (Po)
c. Rata – rata banyaknya pengantri dalam antrian (Lq)
d. Rata – rata banyaknya pengantri dalam sistem (L)
e. Waktu rata – rata dalam antrian (Wq)
f. Waktu rata – rata dalam sistem (W)
g. Probabilitas menunggu dalam sistem antrian (Pw)
3. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber -sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Dengan mendatangi objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
b. Wawancara
yaitu dengan menanyakan langsung pertanyaan – pertanyaan pada salah satu karyawan untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis dalam penulisan ilmiah ini.
c. Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku – buku dan sumber – sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah antrian.
4. Hipotesa
Diasumsikan pada bagian teller PT. Bank BTN ( Persero ) Kantor Cabang Jakarta Harmoni dapat melayani nasabah secara optimal dengan 5 loket.
f. Pembahasan
1. Data dan Profile Objek Penelitian
Tanggal 9 Febuari 1950, lahir Bank Tabungan Pos (BTP), berdasarkan Undang – undang Darurat No. 9 tahun 1950. Tahun 1963 BTP berubah menjadi Bank Tabungan Negara (BTN) samapai dengan sekarang.
Berdasarkan Undang – undang Nomor 20 tahun 1968 tugas pokok Bank Tabungan Negara disempurnakan sebagai lembaga untuk perbaikan ekonomi rakyat, dan pembangunan ekonomi nasional, dengan jalan menghimpun dana dari masyarakat, terutama dalam bentuk tabungan.
Tahun 1974, Pemerintah mulai dengan rencana pembangunan perumahan. Guna menunjang keberhasilan kebijakan tersebut, Bank Tabungan Negara ditunjuk sebagai Lembaga Pembiayaan Kredit Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor B-49/MK/IV/1/1974 tanggal 29 Januari 1974, lahirlah Kredit Pemilikan Rumah. Tahun 1989 dengan surat Bank Indonesia No. 22/9/Dir/UPG tanggal 29 April 1989, Bank Tabungan Negara berubah menjadi Bank Umum. Tanggal 1 Agustus 1992, status hukum Bank Tabungan Negara diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan pemilikan saham mayoritas adalah pemerintah cq Departemen Keuangan RI.
Pada tahun 1994 melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/55/KEP/DIR tanggal 23 september 1994 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dapat beroperasi sebagai Bank Devisa.
Saat ini Bank Tabungan Negara memiliki jumlah kantor : 1 Kantor Pusat, 44 Kantor Cabang, 78 Kantor Cabang Pembantu, 78 Kantor Pusat.
2. Visi dan Misi Bank BTN
a. Visi Bank BTN
“ Mejadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah “.
b. Misi Bank BTN
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industry yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional serta memiliki integritas yang tinggi.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai kebutuhan nasabah.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati – hatian dan good corporate govermance untuk meningkatkan shareholder value.
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
3. Sejarah Singkat Bank BTN Jakarta – Harmoni
Menurut Bapak Agung Supo sebelum Cabang Harmoni disebut Cabang Jakarta, Pada tahun 1987 dipecah menjadi Cabang Jakarta 1 dan Jakarta 2. Jakarta 1 adanya di Jl. Rasunan Said Kuningan, Kemudian kantor Cabang Jakarta 2 menjadi kantor Cabang Jakarta Harmoni. Kemudian pada tahun itu juga kantor Cabang Harmoni dipecah lagi menjadi kantor Cabang Bekasi, Bogor, dan Ciputat.
4. Hasil Penelitian dan Analisis
Adapun model antrian yang digunakan dalam kasus ini adalah dengan model M/M/S/I/I dimana, M pertama kedatangan mengikuti suatu distribusi probabilitas poisson (random / acak). M kedua menunjukkan bahwa tingkat pelayanan mengikuti distribusi probabilitas poisson. S menunjukkan jumlah pelayanan (channel) dalam sistem yang tidak terbatas. I pertama berarti sumber populasinya tidak terbatas dan I kedua berarti kepanjangan antrian tidak terbatas.
Dalam memberikan pelayanan Bank terhadap nasabahnya, Bank BTN Jakarta Harmoni menyediakan 5 loket yang dilayani untuk melayani nasbahnya. Loket – loket tersebut pada hari Senin sampai dengan Jumat dioperasikan pada pukul 07.30 sampai dengan pukul 15.00 WIB. Dimana setiap jam 11.30 sampai dengan jam 13.00 para teller bergantian untuk istirahat tetapi loket tetap melayani nasabah. Sehingga dalam sehari jumlah jam kerja loket tetap 7,5 jam.
Berikut ini merupakan data yang diperoleh selama Bulan Juni 2006, yaitu dari tanggal 5 – 9 Juni 2006. Dengan ini dapat diketahui keefektifan kerja dari fasilitas bank yang dapat digunakan oleh para nasabah yang ingin melakukan transaksi.
Jumlah Kedatangan Nasabah pada Hari Senin – Jumat
Hari Tanggal Waktu Jumlah Nasabah
Senin 5 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 715 orangSelasa 6 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 620 orang
Rabu 7 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 533 orang
Kamis 8 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 475 orang
Jumat 9 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 413 orang
Jumlah Total Nasabah 2756 Orang
Lamanya pelayanan mulai dari hari Senin s./d. hari Jumat membutuhkan waktu yang sama (konstan). Berikut tabel yang menggambarkan lamanya pelayanan terhadap :
Lamanya Pelayanan Nasabah
N Jenis Pelayanan Lama Pelayanan (menit)
1 Setoran Tabungan 2 menit
2 Tarikan Tabungan 2 menit
3 Transfer 2 menit
N : 3 Total Waktu 6 menit
Dimana :
a) Waktu pelayanan rata – rata (1/µ)
Total waktu pelayanan = 6menit = 2 menit
Total jumlah pelayanan 3
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk melayani 1 orang nasabah waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah sebesar 2 menit
b) Tingkat pelayanan rata – rata (µ)
µ = 60 menit = 30 nasabah/jam
2 menit
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam waktu 1 jam nasabah yang dapat dilayani sebanyak 30 nasabah
c) Tingkat kedatangan rata – rata (λ)
λ = Jumlah Kedatangan Nasabah
N x Jam kerja
= 2756 = 73,49 nasabah/jam
37,5
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kedatangan rata – rata nasabah dalam waktu 1 jam sebesar 73,49 nasabah
d) Tingkat kegunaan fasilitas pelayanan (P)
P = λ / S µ
= 73,49 / 5 ( 30 )
= 73,49 / 150
= 0,4899 x 100%
= 48,99 %
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kegunaan fasilitas pelayanan sebesar 48,99 %
g. Hasil
1. Kesimpulan.
Tingkat penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan oleh PT. Bank BTN (Persero) kantor cabang Jakarta Harmoni untuk melayani kedatangan nasabah yang ingin melakukan transaksi tabungan dapat memberikan kemudahan terhadap pelayanan yang diberikan. Dengan adanya fasilitas pelayanan maka, transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dan dapat dikatakan tingkat kegunaan pelayanan nasabah pada Bank BTN Jakarta Harmoni sebesar 48,99% maka dapat dikatakan kuarang baik tapi tidak terjadi antrian yang terlalu lama dan nasabah tidak terlalu bosan dan jenuh untuk menunggu mendapatkan fasilitas pelayanan tersebut. Fasilitas yang tersedia setoran tabungan, penarikan tabungan dan transfer untuk melakukan transaksi terhadap nasabah, dan waktunya telah diatur sehingga waktu untuk melakukan pelayanan dari satu transaksi terhadap transaksi yang lain adalah konstan. Tingkat kedatangan nasabah rata-rata selama 5 (lima) hari pada Bulan Juni 2006 adalah sebanyak 73,49 nasabah. Dengan hasil yang telah didapat oleh penulis, maka Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni tidak perlu menambah fasilitas pelayanan, karena pelayanan yang dilakukan telah mencapai hasil yang baik.
2. Saran
Fasilitas pelayanan yang diberikan oleh Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni, kuarang efektif dalam melayani nasabah yang datang, namun sebaiknya pelayanan harus lebih dapat ditingkatkan dan dijaga untuk meningkatkan kepuasan nasabah yang datang. Dalam melakukan pelayanan diharapkan para teller atau karyawan dapt lebih meningkatkan kepuasan para pelanggan sehingga para pelanggan tidak beralih ke Bank yang lain
a. Tahun dan Nama Pengarang
1. BTN BANK 2004, Kinerja Membanggakan Dalam Melayani Masyarakat Indonesia, Laporan Tahunan 2004 Annual Report. Harmoni : PT. Bank BTN (Persero).
2. Dimyati, Tjutju T, dan Ahmad Dimyati, 1999, Model – Model Pengambilan Keputusan (Operation Research), PT. Sinar Baru Algesindo, Bandung.
b. Judul
“ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK BTN ( PERSERO ) KANTOR CABANG JAKARTA HARMONI ”
c. Rumusan Masalah
Rumusan dan dari masalah ini adalah : Antrian yang terjadi dalam pelayanan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni.
Pertanyaan dari masalah ini adalah :
1. Apakah terjadi antrian pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni selama 5 (lima) hari mulai dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
2. Berapa jumlah kedatangan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dari tanggal 5 – 9 Juni 2006 ?
3. Bagaimana tingkat kegunaan pelayanan nasabah pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni ?
Dalam hal ini penulis ingin mengetahui jumlah rata – rata kedatangan nasabah selama 5 (lima ) hari pada Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah sehingga dapat mengoptimalkan antrian yang terjadi.
d. Motivasi
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kedatangan rata – rata nasabah selama 5 ( lima ) hari, lamanya antrian yang terjadi dan waktu menunggu nasabah untuk mendapatkan pelayanan nasabah, dan tingkat kegunaan pelayanan nasabah yang dapat memungkinkan penambahan fasilitas untuk mengurangi antrian yang terjadi.
e. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah :
1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Bank BTN (Persero) kantor cabang Jakarta Harmoni, yang beralamat di Menara BTN Jl. Gajah Mada No.1, Jakarta Pusat. Objek penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah orang – orang atau badan usaha yang menjadi nasabah PT. Bank BTN (Persero). Khususnya yang berada di sekitar wilayah operasi Kantor Cabang Jakarta Harmoni.
2. Data / Variabel
Dalam penelitian ini, variable yang diteliti adalah tingkat kedatangan rata – rata pelanggan (λ), tingkat pelayanan rata – rata (μ), jumlah pengunjung (n), jumlah fasilitas pelayanan (S) dan variabel yang lain. Penulis menggunakan data primer yaitu dengan melihat, meneliti dan menganalisa secara langsung objek yang menjadi penelitian. Secara lengkap variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kegunaan pelayanan (P)
b. Probabilitas tidak ada pengunjung (Po)
c. Rata – rata banyaknya pengantri dalam antrian (Lq)
d. Rata – rata banyaknya pengantri dalam sistem (L)
e. Waktu rata – rata dalam antrian (Wq)
f. Waktu rata – rata dalam sistem (W)
g. Probabilitas menunggu dalam sistem antrian (Pw)
3. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber -sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Dengan mendatangi objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
b. Wawancara
yaitu dengan menanyakan langsung pertanyaan – pertanyaan pada salah satu karyawan untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis dalam penulisan ilmiah ini.
c. Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku – buku dan sumber – sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah antrian.
4. Hipotesa
Diasumsikan pada bagian teller PT. Bank BTN ( Persero ) Kantor Cabang Jakarta Harmoni dapat melayani nasabah secara optimal dengan 5 loket.
f. Pembahasan
1. Data dan Profile Objek Penelitian
Tanggal 9 Febuari 1950, lahir Bank Tabungan Pos (BTP), berdasarkan Undang – undang Darurat No. 9 tahun 1950. Tahun 1963 BTP berubah menjadi Bank Tabungan Negara (BTN) samapai dengan sekarang.
Berdasarkan Undang – undang Nomor 20 tahun 1968 tugas pokok Bank Tabungan Negara disempurnakan sebagai lembaga untuk perbaikan ekonomi rakyat, dan pembangunan ekonomi nasional, dengan jalan menghimpun dana dari masyarakat, terutama dalam bentuk tabungan.
Tahun 1974, Pemerintah mulai dengan rencana pembangunan perumahan. Guna menunjang keberhasilan kebijakan tersebut, Bank Tabungan Negara ditunjuk sebagai Lembaga Pembiayaan Kredit Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor B-49/MK/IV/1/1974 tanggal 29 Januari 1974, lahirlah Kredit Pemilikan Rumah. Tahun 1989 dengan surat Bank Indonesia No. 22/9/Dir/UPG tanggal 29 April 1989, Bank Tabungan Negara berubah menjadi Bank Umum. Tanggal 1 Agustus 1992, status hukum Bank Tabungan Negara diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan pemilikan saham mayoritas adalah pemerintah cq Departemen Keuangan RI.
Pada tahun 1994 melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/55/KEP/DIR tanggal 23 september 1994 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dapat beroperasi sebagai Bank Devisa.
Saat ini Bank Tabungan Negara memiliki jumlah kantor : 1 Kantor Pusat, 44 Kantor Cabang, 78 Kantor Cabang Pembantu, 78 Kantor Pusat.
2. Visi dan Misi Bank BTN
a. Visi Bank BTN
“ Mejadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah “.
b. Misi Bank BTN
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industry yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional serta memiliki integritas yang tinggi.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai kebutuhan nasabah.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati – hatian dan good corporate govermance untuk meningkatkan shareholder value.
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
3. Sejarah Singkat Bank BTN Jakarta – Harmoni
Menurut Bapak Agung Supo sebelum Cabang Harmoni disebut Cabang Jakarta, Pada tahun 1987 dipecah menjadi Cabang Jakarta 1 dan Jakarta 2. Jakarta 1 adanya di Jl. Rasunan Said Kuningan, Kemudian kantor Cabang Jakarta 2 menjadi kantor Cabang Jakarta Harmoni. Kemudian pada tahun itu juga kantor Cabang Harmoni dipecah lagi menjadi kantor Cabang Bekasi, Bogor, dan Ciputat.
4. Hasil Penelitian dan Analisis
Adapun model antrian yang digunakan dalam kasus ini adalah dengan model M/M/S/I/I dimana, M pertama kedatangan mengikuti suatu distribusi probabilitas poisson (random / acak). M kedua menunjukkan bahwa tingkat pelayanan mengikuti distribusi probabilitas poisson. S menunjukkan jumlah pelayanan (channel) dalam sistem yang tidak terbatas. I pertama berarti sumber populasinya tidak terbatas dan I kedua berarti kepanjangan antrian tidak terbatas.
Dalam memberikan pelayanan Bank terhadap nasabahnya, Bank BTN Jakarta Harmoni menyediakan 5 loket yang dilayani untuk melayani nasbahnya. Loket – loket tersebut pada hari Senin sampai dengan Jumat dioperasikan pada pukul 07.30 sampai dengan pukul 15.00 WIB. Dimana setiap jam 11.30 sampai dengan jam 13.00 para teller bergantian untuk istirahat tetapi loket tetap melayani nasabah. Sehingga dalam sehari jumlah jam kerja loket tetap 7,5 jam.
Berikut ini merupakan data yang diperoleh selama Bulan Juni 2006, yaitu dari tanggal 5 – 9 Juni 2006. Dengan ini dapat diketahui keefektifan kerja dari fasilitas bank yang dapat digunakan oleh para nasabah yang ingin melakukan transaksi.
Jumlah Kedatangan Nasabah pada Hari Senin – Jumat
Hari Tanggal Waktu Jumlah Nasabah
Senin 5 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 715 orangSelasa 6 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 620 orang
Rabu 7 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 533 orang
Kamis 8 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 475 orang
Jumat 9 Juni 2006 07.30-15.00 WIB 413 orang
Jumlah Total Nasabah 2756 Orang
Lamanya pelayanan mulai dari hari Senin s./d. hari Jumat membutuhkan waktu yang sama (konstan). Berikut tabel yang menggambarkan lamanya pelayanan terhadap :
Lamanya Pelayanan Nasabah
N Jenis Pelayanan Lama Pelayanan (menit)
1 Setoran Tabungan 2 menit
2 Tarikan Tabungan 2 menit
3 Transfer 2 menit
N : 3 Total Waktu 6 menit
Dimana :
a) Waktu pelayanan rata – rata (1/µ)
Total waktu pelayanan = 6menit = 2 menit
Total jumlah pelayanan 3
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk melayani 1 orang nasabah waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah sebesar 2 menit
b) Tingkat pelayanan rata – rata (µ)
µ = 60 menit = 30 nasabah/jam
2 menit
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam waktu 1 jam nasabah yang dapat dilayani sebanyak 30 nasabah
c) Tingkat kedatangan rata – rata (λ)
λ = Jumlah Kedatangan Nasabah
N x Jam kerja
= 2756 = 73,49 nasabah/jam
37,5
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kedatangan rata – rata nasabah dalam waktu 1 jam sebesar 73,49 nasabah
d) Tingkat kegunaan fasilitas pelayanan (P)
P = λ / S µ
= 73,49 / 5 ( 30 )
= 73,49 / 150
= 0,4899 x 100%
= 48,99 %
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kegunaan fasilitas pelayanan sebesar 48,99 %
g. Hasil
1. Kesimpulan.
Tingkat penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan oleh PT. Bank BTN (Persero) kantor cabang Jakarta Harmoni untuk melayani kedatangan nasabah yang ingin melakukan transaksi tabungan dapat memberikan kemudahan terhadap pelayanan yang diberikan. Dengan adanya fasilitas pelayanan maka, transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dan dapat dikatakan tingkat kegunaan pelayanan nasabah pada Bank BTN Jakarta Harmoni sebesar 48,99% maka dapat dikatakan kuarang baik tapi tidak terjadi antrian yang terlalu lama dan nasabah tidak terlalu bosan dan jenuh untuk menunggu mendapatkan fasilitas pelayanan tersebut. Fasilitas yang tersedia setoran tabungan, penarikan tabungan dan transfer untuk melakukan transaksi terhadap nasabah, dan waktunya telah diatur sehingga waktu untuk melakukan pelayanan dari satu transaksi terhadap transaksi yang lain adalah konstan. Tingkat kedatangan nasabah rata-rata selama 5 (lima) hari pada Bulan Juni 2006 adalah sebanyak 73,49 nasabah. Dengan hasil yang telah didapat oleh penulis, maka Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni tidak perlu menambah fasilitas pelayanan, karena pelayanan yang dilakukan telah mencapai hasil yang baik.
2. Saran
Fasilitas pelayanan yang diberikan oleh Bank BTN kantor cabang Jakarta Harmoni, kuarang efektif dalam melayani nasabah yang datang, namun sebaiknya pelayanan harus lebih dapat ditingkatkan dan dijaga untuk meningkatkan kepuasan nasabah yang datang. Dalam melakukan pelayanan diharapkan para teller atau karyawan dapt lebih meningkatkan kepuasan para pelanggan sehingga para pelanggan tidak beralih ke Bank yang lain
ANALISIS JURNAL 2
ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK INDEX SELINDO CABANG BOGOR
a. Tahun dan Nama Pengarang
1. T. Hani Handoko, Manajemen, edisi kedua, Yogyakarta : Penerbit BPFE, 2003.
2. Tju Tju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati, Riset Operasi ( Operations Research ) Model-Model Pengambilan Keputusan, Jakarta : Penerbit Sinar Baru Al Gesindo, 2003.
3. Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Riset Operasi ( Operations Research ), edisi kedua, Yogyakarta : Penerbit BPFE, 1995.
b. Judul
“ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA PT. BANK INDEX SELINDO CABANG BOGOR”.
c. Rumusan Masalah
Dalam hal ini penulis ingin membahas bagaimana proses antrian yang terjadi pada Bank Index Selindo dengan menggunakan metode antrian yaitu Multi Channel - Single Phase untuk menentukan jumlah teller optimal yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.
d. Motivasi
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis antrian pada teller.
2. Untuk menentukan jumlah teller yang sebaiknya dioperasikan pada hari kerja.
e. Metodologi Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bank Index Selindo cabang Bogor yang bertempat di Jl. Surya Kencana No. 199 ( Bogor ). Dalam hal ini objek penelitian adalah para nasabah pada Bank Index Selindo Cabang Bogor.
2. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Observasi, dengan mendatangi objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
b. Wawancara yaitu dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada salah satu karyawan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
3. Hipotesis
Diasumsikan di bagian teller pada Bank Index Selindo Cabang Bogor dapat melayani nasabah secara optimal dengan 3 teller.
f. Pembahasan
1. Data dan Profil Objek Penelitian
Pada saat ini Bank Index Selindo Cabang Bogor memiliki kurang lebih 22.374 nasabah. rata-rata tiap bulannya nasabah yang aktif melakukan transaksi hanya 19.261 nasabah. Bank Index Selindo tidak hanya melayani nasabah cabang yang bersangkutan, tetapi juga melayani nasabah dari cabang lain ataupun masyarakat umum yang memanfaatkan jasa pelayanan Bank Index Selindo cabang Bogor.
Bank Index Selindo merupakan salah satu bank yang sedang berkembang sehingga banyak transaksi yang harus dilayani dengan baik dan memuaskan nasabahnya. Hal tersebut menimbulkan suatu antrian. Antrian merupakan salah satu masalah dalam system pelayanan pada Bank Index Selindo, karena hal tersebut berkaitan dengan kepuasan pelayanan kepada nasabah.
Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka kondisi pada hari sibuk Bank Index Selindo cabang Bogor biasanya terjadi pada hari Senin dan Jum’at. Sedangkan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis merupakan kondisi hari biasa bank Index Selindo Cabang Bogor dan antrian yang terjadi tidak terlalu panjang atau mulai berkurang.
Dalam memberikan pelayanan Bank Index Selindo Cabang Bogor menyediakan 3 teller selama 6 jam ( 09.00 – 12.00 dan 13.00 – 16.00 ) per hari kerja ( Senin – Jum’at ). Pada hari sibuk dan hari biasa sama-sama dioperasikan 3 ( tiga ) buah teller dengan satu orang karyawan bertanggung jawab atas satu teller.
2. Analisa Hasil Perhitungan antara Mengoperasikan 3 buah Teller dengan 4 buah Teller
Jadi dengan mengoperasikan 3 teller di Bank Index Selindo Cabang Bogor kurang optimal untuk melayani nasabahnya. Dengan mengesampingkan faktor biaya yang dikeluarkan oleh bank maupun dari nasabah, maka sebaiknya Bank Index Selindo Cabang Bogor mengoperasikan 4 teller.
g. Hasil
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Jumlah teller yang disediakan Bank Index Selindo Cabang Bogor belum optimal dan diperlukan tambahan teller baru karena terjadi perbedaan yang cukup besar dalam antrian.
2. Saran
Dengan hasil yang didapat perlu direkomendasikan kepada bank Index Selindo cabang Bogor untuk menambah teller baru, karena jumlah teller yang disediakan belum mampu mengatasi antrian nasabah. Selain itu Bank Index Selindo Cabang Bogor harus meningkatkan pemasaran produk - produk bank untuk meningkatkan jumlah nasabah dan mengoptimalkan karyawan teller, dan sebaiknya Bank Index Selindo cabang Bogor menambah 1 ( satu ) buah teller menjadi 4 buah teller.
ANALISIS JURNAL 1
ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON PADA PT. TELKOM (persero) CABANG BOGOR
a. Tahun dan Nama Pengarang
1. Mulyono, Sri, Riset Operasi (Operation Research), Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2002
2. Stainton, R.S, Operasional Reset dan Aplikasinya Dalam Management, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1983.
3. Subagyo, Pangestu, S.E, M.B.A, Dasar-Dasar Operations Researt, BPFE, Yogyakarta, 1995.
b. Judul
“ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON PADA PT. TELKOM (persero) CABANG BOGOR”
c. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses Antrian pada PT. Telkom dengan menggunakan metode Antrian Multi Channel Single Phase.
2. Berapa jumlah loket yang harus di operasikan agar pelayanan dapat optimal.
d. Motivasi
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis antrian yang terjadi pada loket pembayaran rekening telepon di PT. Telkom.
2. Untuk menentukan jumlah loket yang harus di operasikan serta untuk mengetahui perbedaan biaya yang dikeluarkan.
e. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memerlukan sumber-sumber data yang erat kaitannya dengan topik dari penelitian ini. Untuk memperoleh data-data tersebut penulis menempuh dengan cara sebagai berikut :
1. Studi lapangan (Field Research)
Penulis melakukan penelitian langsung pada objek dengan menggunakan 2 cara yaitu :
• Observasi, dengan mendatangi dan mengamati objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
• Wawancara, yaitu dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada karyawan perusahaan tersebut untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literature-literature dan sumber-sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah antrian.
f. Pembahasan
1. Kondisi PT. TELKOM Pada Hari Kerja
Suatu badan usaha yang bergerak di bidang usaha jasa terutama jasa pelayanan sudah tentu terdapat antrian yang memakan waktu yang cukup lama terutama pada hari kerja (Senin-Jum’at). Antrian tersebut terjadi karena banyaknya pelanggan yang datang untuk menunggu mendapatkan giliran pelayanan melakukan transaksi. Apabila antrian yang terjadi memakan waktu yang cukup lama, tentunya pelanggan yang akan membayar rekening telepon akan kecewa, karena tujuan utama para pelanggan adalah untuk melakukan transaksi pembayaran yang cepat tanpa harus menunggu dalam waktu yang cukup lama.
Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka kondisi PT. Telkom pada hari kerja yaitu hari Senin sampai hari Jum’at merupakan kondisi dimana mulai terjadi antrian yang cukup panjang, sedangkan pada hari Sabtu tidak dimasukkan ke dalam analisa karena pada hari tersebut PT. Telkom hanya melakukan transaksi setengah hari. Demikian pula pasa hari Minggu, karena PT. Telkom libur.
2. Analisa Kinerja Antrian Pada Loket
Dalam memberikan pelayanan PT. Telkom Cabang Bogor menyediakan beberapa loket selama 8 jam dari jam 07.30 sampai jam 15.30 pada hari kerja (Senin-Jum’at). Pada hari kerja dioperasikan 10(sepuluh) loket dengan satu orang karyawan bertanggung jawab pada satu loket.
Berikut ini akan di Lampirakan table kedatangan Pelanggan PT. Telkom yang akan membayar rekening telepon pada Bulan Mei 2004 pada hari kerja (Senin-Jum’at) dari jam 07.30 sampai jam 15.30.
g. Hasil
1. Kesimpulan.
Jumlah loket yang disediakan PT.Telkom sudah Optimal, dan tidak diperlukan tambahan liket baru karena tidak terjadi perbedaan yang cukup besar dalam Antrian dan apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan bila menambah satu loket lagi, maka PT. Telkom akan mengeluarkan biaya operasi yang tidak efisien.
2. Saran
Dengan hasil yang didapat maka tidak perlu direkomendasikan kepada PT. Telkom cabang Bogor untuk menambah loket baru, karena jumlah loket yang disediakan oleh PT. Telkom sudah mampu mengatasi Antrian pelanggan yang akan membayar rekening telepon.
Sumber :
http://nettysadzali.blogspot.com/2012/09/analisis-jurnal-1_5641.html
http://nettysadzali.blogspot.com/2012/09/analisis-jurnal-3-tema-pelayanan-pada.html
http://nettysadzali.blogspot.com/2012/09/analisis-jurnal-2.html
Kamis, 11 Oktober 2012
IV . EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
A.
KRITERIA EVALUASI
Menurut Hasan (1988)
evaluasi program semula merupakan evaluasi kurikulum. Karena itu cenderung
tidak membedakan evaluasi program dengan evaluasi kurikulum. Sehubungan dengan
pendapat tersebut, akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan kriteria
dalam mengadakan evaluasi.
Evaluasi harus berhubungan
dengan kriteria. Dasar pemikiran tersebut, dengan criteria evaluator dapat
memberikan pertimbangan nilai, harga, dan komponen-komponen program yang perlu
penyempurnaan serta yang telah memenuhi persyaratan. Evaluator tanpa kriteria
sama dengan bekerja dalam kegelapan. Tnpa adanya kriteria pertimbangan yang
diberikan adalah tanpa dasar.
Kriteria evaluasi
dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok
pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity,
Matual-adaptive, dan process”.
Pendekatan “Pre-ordinate”
memiliki dua karakteristik; pertama kriteria ditetaokan sebelum pelaksanaan
evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum evaluator
turun turun ke lapangan. Karekteristik kedua, kriteria yang dikembangkan
bersumber pada standar tertentu. Seperti yang bersumber pada pandangan teoritik
atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik.
Pendekatan “Fidelity” pada
dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria
yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data.
Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan.
Pendekatan Fidently tidak menggunakan criteria yang bersifat umum ( universal )
sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate.
Pendekatan ke tiga dikenal
dengan istilah pendekatan gabungan mutual-adaptive. Pendekatan ini merupakan
perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process “ kriteria yang di
gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan
pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program.
Pendekatan berikut ini
dikenal dengan istilah pendekatan proses. Sesuai dengan namanya, pendekatan ini
mengembangkan kriteria selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria didapat
melalui , wawancara, observasi, atau studi dokumentasi. Pendekatan ini
berhubungan erat dengan aplikasi pendekatan kualitatif. Karakteristis yang
menonjol dari pendekatan ini merupakan criteria yang dipergunakan dikembangkan
selama evaluator di lapangan. Konsekuensinya pendekatan ini terikat dengan
masalah yang dihadapi oleh para pelaksana program di lapangan.
Kriteria dalam evaluasi ini
mengacu pada :
1. Pedoman – pedoman
tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2. Persepsi para pengembang
program yang teruji secara teoritis.
3. Pertimbangan evaluator.
Sesuai dengan permasalahan
terdahulu yaitu pada bagian pendahuluan pelaksana program pendidikan jasmani.
Oleh sebab itu program ini perlu di evaluasi. Dari evaluasi tersebut pihak
perencana, pengambil keputusan, dan pelaksana akan mendapatkan masukan yang
diperlukan guna penyempurnaan lebih lanjut.
Penelitian evaluasi tentang
pelaksanaan program pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan membandingkan
antara proses pelaksanaan program atau proses pelaksanaan yang program yang
terjadi dalam pembelajaran dengan proses pembelajaran yang seharusnya
dilaksanakan atau yang sesuai kurikulum ideal, yaitu termuat dalam buku GBPP
kurikulum pendidikan jasmani.
Kunci pelaksanaan program
apakah program telah sesuai dengan criteria kurikulum ideal yaitu yang
tercantum dalam Buku Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004. Kriteria menurut
Ebel (1972), yang digunakan untuk menentukan nilai prestasi yang
diklasifikasikan atas dasar tingkatan sebagai berikut :
A = 81-100% Sangat baik
B = 61-80% Baik
C = 41-60% Cukup
D = 21-40% Kurang
E = 0-20% Sangat kurang
B.
MENENTUKAN ALTERNATIVE PILIHAN
Menentukan Alternatif Pilihan
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh
pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap
keputusan membeli mempunyai beberapa komponen:
1. Keputusan
tentang jenis produk ,
2. Keputusan
tentang bentuk produk ,
3. Keputusan
tentang merk ,
4. Keputusan
tentang penjualnya ,
5. Keputusan
tentang jumlah produk ,
6. Keputusan
tentang waktu pembelian ,dan
7. Keputusan
tentang cara pembayaran ,
Mengevaluasi alternatif (alternative
evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen
akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan
barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan.
C.
MENAKSIR
ALTERNATIVE PILIHAN
Jika Anda membeli komputer notebook, Anda
mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur
seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini
mungkin tidak sepenuhnya akurat.
Akurasi penilaian individu
penelitian
menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif
kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas
banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai
hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.
Penggunaan Indikator pengganti
Secara umum,
indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki
keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi
atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait
lainnya yang kurang
Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria
evaluative
Pentingnya kriteria
evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari
waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan
Strategi Pemasaran
Pemasar harus memahami kriteria
evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang
unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus
mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi
terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta
kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti
Tema periklanan
yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai
dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian
konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini sangat kuat.
D.
MENYELEKSI
ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tingkat tinggi satu
atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif
aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa
diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu
"terbaik" alternatif.
Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan
kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap
kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau
melebihi standar minimum.
Karena individu
memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata
penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan
informasi untuk beberapa tingkat dikelola
Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan
disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting
(sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan
disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau
melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.
Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi
oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui satu atau lebih persyaratan konsumen
persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan
keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya
adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap,
sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap
tahap.
Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek
yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif
yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi
pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan
daripada atribut lainnya
III. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
I.Pendahuluan
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen akan
mencakup pertimbangan berbagai aspek. Pada umumnya konsentrasi pemasaran lebih
diarahkan pada keputusan tentang pemilihan alternatif terhadap merk produk
tertentu. Walaupun demikian, ini bukan berarti bahwa keputusan pembelian akan
di tentukan oelh keupurusan merk individual saja. Harus juga diingat bahwa,
konsumen mengambil keputusan untuk membeli didasarkan atas suatu hierarki
proses.
Di dalam proses penetuan alternatif keputusan pada
setiap hierarki, seorang konsumen juga menentukan sumbert informasi yang akan
dijadikan dasar pengambilan keputusan. Beberapa sumber informasi yang dapat
dipergunakan oleh konsumen antar lain: dealer, keluarga, teman, dan, media
massa.
II.Pembahasan
Ada tiga Faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen
1.Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh :
(1). Kebutuhan konsumen,
(2). Persepsi atas karakteristik merek, dan
(3).Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan
merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik
personalia.
2.Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1).
Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas
sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata
muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan
yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang
menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3.Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan
usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya
adalah
Barang, Harga, Periklanan, dan distribusi yang
mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus
mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran
dalam pengembangan pemasaran.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian
evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen
individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola
pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek.
Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan
membeli merek yang sama lagi.
Tipologi pengambilan keputusan konsumen :
1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of
decision making)
Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari
pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses
kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain,
sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen
dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari
keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi
adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan
kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi
konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus,
untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan
energi khusus dari konsumen.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah
dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan
psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi
konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk
mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan
pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a
limited process of decision making”.
Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan
kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan
empat tipe proses pembelian konsumen.
Kemudian, ada 4 tipe proses pembelian oleh konsumen
1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila
keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi.
2. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan
berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang
memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen
dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan
barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
3.Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen
kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan
kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu
dari produk tersebut.
4.Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan
barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti
konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut,
tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari
alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan
merek.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang
konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan,
yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang
dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat
menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah
memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi
alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah
konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan
membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat
keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan
adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase
evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya
berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk
tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa
depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak
sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di
masa depan.
Pengambilan keputusan konsumen menghubungkan konsep
perilaku dan strategi pemasaran
melalui penjabaran hakekat pengambilan keputusan
konsumen. Kriteria apa yang digunakan oleh konsumen dalam memilih merek akan
memberikan petunjuk dalam manajemen pengembangan strategi.
III.Penutup
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli
suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi pemasar. Keputusan ini
dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana,
berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru
menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan
alternative atau lebih..
II . SEGMENTASI PASAR dan ANALISIS DEMOGRAFI
I. PENDAHULUAN
Segmentasi pasar
adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu
secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar
(Hermawan Kertajaya).
Segmentasi pasar
sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh
mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang
harus dipelajari dalam membangun usaha. Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu
strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk
atau bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi
didasarkan atas atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.
Defini Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli :
A. Swastha &
Handoko (1997)
Mengartikan
segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat
heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
B. Pride &
Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa
segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya
kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan
menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara
relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
C. Swastha &
Handoko (1987)
Yang merumuskan
segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen
pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing
mix.
D. Kotler, Bowen
Dan Makens (2002, P.254)
Pasar terdiri dari
pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam
keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena
masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli
merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain
program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang
lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat
membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu,
perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk
atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan
yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307).
II. ISI
A. SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar
adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang
homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan
sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian
yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh
pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar
tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.
Mengingat luasnya
pasar, maka kegiatan segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan
sebagai berikut:
- Pasar lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang
dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk
tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen.
Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen
yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan
secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari
sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami
selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok
pasar yang lain.
- Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi
kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas
barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan
memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan
adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah
pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan.
Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus dilakukan agar dapat
memberikan
pelayanan yang
mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng diberikan oleh perusahaan adalah
menyediakan tempat parkir yang luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan
untuk menarik perhatian konsumen
- Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan
beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang
sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen
maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun
marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan
promosinya sehingga menjadi lebih tajam
- Mendesain Produk
Mendisain
produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar karena hanya dengan
memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat
mendisain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini. Teknik-teknik riset
yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini seperti Analisis Faktor,
Analisis Klaster, Conjoint, dan Discriminant.
- Menganalisis Pasar
Segmentasi pasar
membantu pihak manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar
produknya. Para pesaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan alternatif
pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk yang sama.
- Menemukan Ceruk Peluang (nieche)
Setelah
menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai segmen pasar dengan baik akan
sampai pada ide untuk menenmukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang
besar.
- Menguasai posisi yang superior dan
kompetitif
Perusahaan yang
menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul
konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam
segmennya.
- Menentukan Strategi komunikasi yang efektif
dan efisien
Komunikasi dengan
konsumen akan lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya
termasuk warna favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan sehari-hari dan
pendapatnya pribadi tentang lingkungan sekitarnya. Aplikasi media iklan pun
akan berbeda-beda menurut segmennya seperti media cetak ekslusif tentu cocok
dengan segmen premium.
B. DASAR – DASAR SEGMENTASI
Variabel-variabel
yang berbeda dipergunakan untuk membentuk segmen pasar konumen.
Variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. Beberapa
peneliti mencoba membentuk segmen dengan melihat pada karakteistik/sifat
konsumen. Pada umumnya mereka menggunakan segmen demografis, geografis dan
psikografis. Kemudian mereka menguji apakah konsumen ini menunjukkan respon
produk atau kebutuhan yang berbeda? Sebagai contoh mereka mungkin menguji
perbedaan sikap dari para professional kerah baju (blue collars), dan kelompok
lain dengan mengatakan : keselamatan (safety) sebagai manfaat mobil.
Begitu segmen
dibentuk peneliti melihat apakah perbedaan karakteristik konsumen terkait
dengan respon konsumen pada setiap segmen.
Untuk mengadakan
segmentasi pasar dapat ditempuh dengan beberapa cara yang berbeda. Metode
tersebut juga dapat berbeda antara suatu produk ke produk lainnya. Salah satu
cara dalam mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar
berdasarkan sembilan kategori berikut :
1. Geografi
Segmentasi geografi
akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti
negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada
satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan.
2. Demografi
Dalam segmentasi
demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia,
jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya
ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan,
antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau
dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi
demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak
dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat
perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk
mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.
3. Psikografi
Ciri-ciri
psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari consumer
individual. Strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada variabel
psikologis yang spesifik.
Konsumen dapat
dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin
tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki usia,
penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu
stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi
melalui kelas sosial (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai
kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).
4. Sosiocultural
Variabel sosiologis
(kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel sosiokultural,
meyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk segmen pasar yang
sukses dibagi lagi dalam segmen sesuai dengan tahap pada :
Daur hidup keluarga
Kelas sosial
Budaya dan sub
budaya dan
Lintas budaya atau
segmentasi pemasaran global
5. Segmen hubungan
menggunakan cara ekstrim
Sebuah cara ekstrim
yang popular dan bentuk efektif segmentasi untuk kategori penggunaan merek,
seperti :
Tingkat penggunaan
: perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang, pengguna ringan
dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus
Tingkat kesadaran :
kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk, kesiapan
membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut
semua aspek kesadaran
Loyalitas merek :
kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi. Pemasar kadang mencoba
untuk mengidentifikasikan karakteristik konsumen yang loyal merek tentu mereka bisa
langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan karakteristik yang
sama dalam populasi yang lebih besar.
6. Segmen situasi
penggunaan
Pemasar mengenal
bahwa kesempatan atau situasi kadang-kadang menentukan apakah konsumen akan
membeli atau mengkonsumsi. Untuk alasan ini mereka kadang-kadang focus pada
situasi penggunaan sebagai sebuah variabel segmentasi. Segmentasi berdasarkan
kesempatan dapat membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.
7. Segmen benefit
Bentuk segmentasi
yang kuat adalah dengan mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan manfaat
berbeda yang mereka cari dari produk. Eksekutif pemasaran dan periklanan secara
konstan mencoba mengidentifikasikan sebuah keuntungan paling penting dari
produk atau jasa yang akan menjadi sangat berarti bagi consumer. Sebuah studi
yang meguji apakah yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap micro atau
craftbeer, terindenfikasi lima kenutungan strategic brand yaitu :
Fungsional (contoh
kualitas)
Nilai uang
Manfaat sosial
Manfaat emosi positif
Manfaat emosi
negative
Segmentasi benefit
bisa juga digunakan untuk bermacam-macam posisi merek dalam kategori produk
yang sama.
8. Segmen hybrid
Pemasar secara umum
membentuk segmen pasar dengan kombinasi beberapa variabel segmen berdasarkan
sebuah segmen tunggal. Segmen geodemografis, adalah sangat berguna bagi ketika
sesesorang pengiklan atau pemasar menemukan prospek terbaik (kepribadian,
tujuan dan ketertarikan) bisa diisolasi di mana mereka hidup. Segmen
lintasbudaya & global marketing merupakan segmen geodemografis.
9. Segmentasi
Tingkah Laku
Segmentasi tingkah
laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan
atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel
tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
1. Segmentasi dan
kepuasan
Menurut Philip
Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu
produk dengan harapannya.
Macam-macam atau
Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen
terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan
Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu
produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat
tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat
istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan
inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini
mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian
demografis
- produk yang
dibeli
- sesuai kebutuhan
Anda
Umumnya, tiap
segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap
organisasi.
2. Segmentasi dan
profitabilitas
Profitabilitas
adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong
pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan
biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang
menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
a. Tingkatkan
Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi
yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah
pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin
keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality
Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
b. Fokus Pada “Core
Business” Terpenting Anda
Apakah Anda sudah
mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu,
energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka
yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga,
yaitu waktu Anda.
c. Berdayakan
Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah
sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan
Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk
menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda
ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
d. Pertajam
Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi
Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin
tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa
depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas
bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola
organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi
tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
e. Kompensasi Yang
Sesuai
Manusia ingin
dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang
sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika
mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan
memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara
yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang
diterapkan merefleksikan kinerja.
3. Penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar
dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable :
Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa
variabel yang sulit diukur.
• Accessible :
Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial :
Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable :
Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang
berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable :
Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang
bersangkutan.
Langkah dalam
mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar
menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat
yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan
segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang
dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut
dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
C. RENCANA PERUBAHAAN
1. Analisis
konsumen dan kebijakan sosial
Analisis konsumen
berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran
pemasaran di dalamnya.
Pengambilan
Keputusan Konsumen
Proses pengambilan
keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai
berikut:
1. Analisis
Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi
keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun
stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang
dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa,
brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian
Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk
ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi
Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif
yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan
biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan
Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga
tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska
Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli
produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi
kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan
Sosial
Analisis kebijakan
(policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan
(policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal
perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada
penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih
difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian,
baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada
konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang
telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi
pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian,
maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana
yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau
rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi
kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial
tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan
pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
1. Penelitian dan
rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang
dilakukan.
2. Orientasi nilai
yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut
berdasarkan nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan
politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
2. Perubahan struktur
pasar konsumen
Struktur Pasar
Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:
a. Pasar Persaingan
Sempurna
Jenis pasar
persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan
memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak.
Contoh produknya
adalah seperti
beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan
sempurna :
- Jumlah penjual
dan pembeli banyak
- Barang yang
dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat
pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan
mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar
konsumen kuat
- Sulit memperoleh
keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap
perubahan harga
- Mudah untuk masuk
dan keluar dari pasar
b. Pasar
Monopolistik
Struktur pasar
monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk
yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara
produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan
ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar
monopolistik :
- Untuk unggul
diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan
pasar persaingan sempurna
- Brand yang
menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau
penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah
keluar masuk pasar
c. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli
adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen
atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli
adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan
sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang
dijual relatif sama
- Pembedaan produk
yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke
pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga
akan diikuti perusahaan lain
d. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan
terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau
penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln),
perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar
monopoli :
- Hanya terdapat
satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah
kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
D. KRITERIA MEMBIDIK SEGMEN PASAR YANG
EFEKTIF
Pada dasarnya tidak
semua segmentasi itu efektif. Syarat yang diperlukan agar segmentasi efektif
adalah :
Harus bisa diukur
Besar/luasnya
segmen, daya beli dan profit yang bisa diukur
Harus substansial
Segmen harus cukup
besar dan menguntungkan untuk dilayani
Mudah
dicapai/ditemui (accesable)
Segmen harus mudah
dicapai dan dilayani. Harus jelas alamatnya, bisa dihubungi, diketahui
kebutuhan dan keinginannya.
Harus bisa
dibedakan (differentiable)
Secara konseptual
segmen harus bisa dibedakan dan memberikan respon yang berbeda yang nikah atau
tidak nikah memberikan respon yang sama terhadap produk perlatan rumah tangga,
tidak perlu dibuat segmen untuk wanita menikah dan tidak menikah.
Harus bisa
dilakukan tindakan/dilaksanakan (actionable)
Program efektif
bisa disusun untuk menarik dan melayani segmen.
E. IMPLEMENTASI STRATEGI SEGMENTASI
Peusahaan yang
menggunakan segmentasi pasar bisa mengikuti sebuah strategi segmen pasar atau
sebuah strategi pemasaran terdifferensiasi.setiap segmen pasar memerlukan
strategi pemasarannya sendiri. Setiap elemen bauran pemasaran harus diuji untuk
menentukan kalau perubahan diperlukan dari segmen yang satu ke segmen yang lainnya.
Kadang-kadang setiap segmen akan memerlukan suatu bauran pemasaran yang
benar-benar berbeda, termasuk produknya. Pada waktu lainnya mungkin harga pesan
iklan atau outlet eceran yang perlu dibedakan.
Pemasaran
terkonsentrasi Vs terdifferensiasi
Sebuah organisasi
telah mengidentifikasikansegmen pasar yang sangat menjanjikan dan harus
memutuskan apakah sasarannya satu segmen atau beberapa segmen. Segmen pasar
menjanjikan yang ditargetkan mendapat sebuah bauran pemasaran yang dirancang
secara khusus. Target beberapa segmen menggunakan individual pemasaran gabungan
yang disebut pemasaran terdifferensiasi. Sedangkan target hanya satu segmen
dengan sebuah baura pemasaran yang unik disebut pemasaran terkonsentrasi.
Countersegmentation
Kadang-kadang
perusahaan menemukan bahwa mereka harus mempertimbangkan kembali segmen pasar
mereka sekarang. Mereka dapat menemukan bahwa beberapa segmen telah
terkonsentrasi namun mereka tidak menjamin seorang individu telah merancang
program pemasaran. Pada kasus lainnya perusahaan mencari untuk menemukan sebuah
kebutuhan yang lebih biasa atau karakteristik konsumen yang akan menggunakan
untuk anggota dua atau lebih segmen dan mengkombinasikan segmen dan
merekombinasikan segmen kedalam sebuah segmen yang lebih besar dan bisa menjadi
target dengan sebuah penyesuaian produk secara individual dan kampanye promosi.
II. PENUTUP
Manfaat dan
Kelemahan Segmentasi
Banyaknya
perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel
tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat
dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan
dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi
perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter,
1991).
Manfaat yang lain
dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan
dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan
dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign
produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan
kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat
mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen
yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan
untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana
reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000)
menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan
antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan
untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan
untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan
untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
III. REFERENSI
Aaker, D.A and G.S
Day (1990), Marketing Research, 4rd ed. New York: John Wiley&Sons, Inc.
http://belajar-management.blogspot.com/2010/01/memusatkan-strategi-pemasaran.html
http://bisnisukm.com/apa-itu-segmentasi-pasar.html
http://blog.uad.ac.id/sulisworo/2009/05/06/segmentasi-yang-efektif/
http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1990261-pentingnya-segmentasi-pasar/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html
Langganan:
Postingan (Atom)